6 Prajurit AS Tewas Dalam Serangan di Afghanistan

Washington (ANTARA News/AFP) - Enam prajurit yang tewas di Afghanistan dalam tiga insiden terpisah Rabu seluruhnya warga AS, kata seorang pejabat pertahanan AS.

Empat orang tewas dalam satu serangan bom di Afghanistan selatan, seorang lagi dalam serangan bom lain di wilayah itu dan prajurit keenam dalam pertempuran dengan gerilyawan di Afghanistan timur.

Pejabat pertahanan AS yang menolak disebutkan namanya itu mengatakan kepada AFP, keenam prajurit itu adalah warga AS. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO menjalankan kebijakan tidak mengungkapkan kewarganegaraan prajurit yang tewas dalam pertempuran.

Perang di Afghanistan tahun ini merupakan yang paling mematikan sejak invasi 2001 yang menggulingkan rejim Taliban.

Sedikitnya 581 prajurit asing tewas sepanjang 2010, yang menjadikannya sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas angka-angka di situs independen icasualties.org.

Korban-korban asing terakhir berjatuhan setelah Jendral AS David Petraeus pada 4 Juli mulai memegang komando atas 140.000 prajurit AS dan ISAF di Afghanistan, menggantikan Jendral AS Stanley McChrystal, yang dipecat karena pembangkangan.

Sekitar 10.000 prajurit lagi ditempatkan di Afghanistan pada Agustus-September sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan tekanan terhadap gerilyawan, khususnya di provinsi-provinsi wilayah selatan, Helmand dan Kandahar.

Para komandan NATO telah memperingatkan negara-negara Barat agar siap menghadapi jatuhnya korban karena mereka sedang melaksanakan strategi untuk mengakhiri perang lebih dari delapan tahun di negara itu.

Marinir AS memimpin 15.000 prajurit AS, NATO dan Afghanistan dalam Operasi Mushtarak yang bertujuan menumpas militan, yang diluncurkan menjelang fajar Sabtu (13/2) untuk membuka jalan agar pemerintah Afghanistan bisa mengendalikan lagi daerah Helmand penghasil opium.

Ofensif itu dikabarkan mendapat perlawanan sengit dari Taliban, yang melancarkan serangan-serangan dari balik tameng manusia dan memasang bom pada jalan, bangunan dan pohon.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Sekitar 520 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR ANDALAH YANG KAMI BUTUHKAN.