Rusia Uji Coba Rudal Antar-benua

Moskow (ANTARA News) - Rusia, Kamis, berhasil menguji coba rudal bertenaga nuklir antar-benuanya yang baru, Bulava. setelah setelah  beberapa bulan serangkaian kegagalan yang memalukan.

Rudal itu ditembakkan dari kapal selam Dmitry Donskoi dan menghantam sasarannya din Kura, semenanjung Kamkhatka di Lautan Pasifik, yang jaraknya terpaut 6.000Km, demikian menurut Kementerian Pertahanan Rusia.

"Parameter lintasan rudal berhasil seperti yang direncanakan dan hulu ledaknya dengan sukses mendarat di tempat penembakan Kura," kata pernyataan Kementerian Pertahanan yang dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia.

Peluncuran terakhir Bulava pada Desember lalu berakhir dalam salah satu keadaan paling  ketika rudal itu hancur terlalu cepat dalam penerbangannya, yang menghasilkan bulu-bulu tipis spektakuler yang kelihatan di atas Norwegia.

Kantor-kantor berita mengatakan peluncuran itu adalah uji coba yang ke-13 Bulava. Dari 12 uji coba peluncurannya terakhir, hanya lima yang dianggap sepenuhnya atau sebagian berhasil.

Bulava, yang dapat diperlengkapi 10 hulu ledak nuklir yang ditargetkan sendiri-sendiri, memiliki jarak tembak maksimal 8.000Km.

"Senjata ini akan menjamin keamanan Rusia dalam 30-40 tahun kedepan," kata pakar pertahanan Rusia Igor Korchenko, penasehat Kementerian Pertahanan, kepada kantor berita RIA Novosti.

Penggabungannya ke dalam angkatan bersenjata merupakan bagian dari pembaruan besar-besarn yang ditujukan untuk memperbaiki struktur dan peralatan angkatan bersenjata era Soviet.

Peluncuran Bulava yang gagal Desember lalu telah menimbulkan bayangan gambar spektakuler di angkasa di atas kota Tromso di Norwegia, yang mendorong munculnya spekulasi awal citra itu diakibatkan oleh meteor, cahaya dari arah utara atau bahkan UFO.

Satu sumber berpangkat tinggi di kantor kepala staf Rusia mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa rudal itu sekarang dapat dimasukkan ke dalam angkatan bersenjata pertengahan 011.

"Dua uji coba lagi telah direncanakan pada akhir tahun ini," kata sumber tersebut, yang tak mau disebutkan namanya.

Rudal itu dirancang untuk digunakan dengan kapal selam kelas nuklir Borei baru Rusia seperti Yury Dolgoruky and Alexander Nevsky. Beberapa pengamat mengatakan kapal-kapal itu berisiko akan menjadi tak berharga kecuali karya Bulavanya.

Rusia bulan lalu mengumumkan rencana untuk melipat-tigakan pengeluaran pertahanannya menjadi 19 triliun rubel (613 miliar dolar Amerika Serikat) dalam satu dasawarsa kedepan sebagai bagian dari upaya modernisasi militernya.

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR ANDALAH YANG KAMI BUTUHKAN.