London (ANTARA News) - Berdasarkan penelitian, polusi lalu lintas bisa menyebabkan risiko kanker payudara pada perempuan.
Para peneliti mengatakan jumlah kasus kanker payudara tinggi di daerah yang kadar nitrogen dioksidanya meningkat, sebagaimana dikutip dari Daily Mail.
Penelitian itu dilakukan oleh peneliti dari McGill University dan University of Montreal. Hasil penelitian dipublikasikan dalam jurnal "Environmental Health Perspectives."
Mark Goldberg, salah seorang peneliti mengatakan penelitian itu berawal karena saat ini belum ada penelitian yang menyelidiki hubungan antara polusi udara dan kanker payudara dengan memetakan polusi udara.
"Kami sudah melihat laju kanker payudara naik untuk beberapa waktu. Tak ada yang tahu sebabnya, dan hanya kira-kira sepertiga kasus dihubungkan dengan faktor risiko. Karena tak ada yang mempelajari hubungan antara polusi udara dengan kanker payudara menggunakan peta polusi udara terperinci, kami memutuskan untuk menyelidikinya," kata Goldberg, peneliti dari "Research Institute of the McGill University Health Centre" di Kanada.
Para peneliti menemukan hubungan antara kanker payudara pasca menopause dan paparan nitrogen diokasida. Perempuan yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi tertinggi kemungkinan terkena kanker payudara dua kali lipat.
"Kami menemukan hubungan antara kanker payudara pasca menopause dan paparan nitrogen dioksida, yang menjadi penanda untuk polusi udara yang terkait lalu lintas. Sepanjang Montreal, tingkat nitrogen dioksida (NO2) bervariasi antara lima bagian per miliar ke 30 bagian per miliar," kata Goldberg.
"Cara lain untuk mengatakan ini adalah perempuan yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi tertinggi kemungkinan terkena kanker payudara dua kali lipat daripada mereka yang tinggal di daerah dengan polusi rendah."
Goldberg memperingatkan bahwa hasil yang menggelisahkan ini harus ditafsirkan dengan "kewaspadaan besar." Dia menambahkan bukan berarti NO2 menyebabkan kanker payudara.
"Pertama-tama, ini bukan berarti NO2 menyebabkan kanker payudara. Gas ini bukan satu-satunya polutan yang dihasilkan oleh mobil dan truk, tetapi saat itu ada, begitu juga gas-gas lain, partikel-partikel dan senyawa-senyawa kami kaitkan dengan lalu lintas, beberapa dikenal sebagai penyebab kanker. No2 hanya penanda bukan agen penyebab kanker yang sebenarnya."
Penelitian itu menggabungkan data dari penelitian-penelitian terdahulu. Para peneliti menggunakan hasil penelitian tahun 2005/2006 untuk membuat dua "peta" polusi udara. "Peta" itu menunjukkan tingkat NO2 di bagian-bagian berbeda di kota pada tahun 1996 dan sepuluh tahun sebelumnya pada tahun 1986.
Para peneliti kemudian memetakan alamat rumah para perempuan yang didiagnosis menderita kanker payudara dalam penelitian peta polusi udara tahun 1996/1997. Itu menunjukkan jumlah penderita kanker payudara lebih tinggi dalam daerah yang memiliki tingkat polusi udara lebih tinggi.
Para peneliti mengatakan jumlah kasus kanker payudara tinggi di daerah yang kadar nitrogen dioksidanya meningkat, sebagaimana dikutip dari Daily Mail.
Penelitian itu dilakukan oleh peneliti dari McGill University dan University of Montreal. Hasil penelitian dipublikasikan dalam jurnal "Environmental Health Perspectives."
Mark Goldberg, salah seorang peneliti mengatakan penelitian itu berawal karena saat ini belum ada penelitian yang menyelidiki hubungan antara polusi udara dan kanker payudara dengan memetakan polusi udara.
"Kami sudah melihat laju kanker payudara naik untuk beberapa waktu. Tak ada yang tahu sebabnya, dan hanya kira-kira sepertiga kasus dihubungkan dengan faktor risiko. Karena tak ada yang mempelajari hubungan antara polusi udara dengan kanker payudara menggunakan peta polusi udara terperinci, kami memutuskan untuk menyelidikinya," kata Goldberg, peneliti dari "Research Institute of the McGill University Health Centre" di Kanada.
Para peneliti menemukan hubungan antara kanker payudara pasca menopause dan paparan nitrogen diokasida. Perempuan yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi tertinggi kemungkinan terkena kanker payudara dua kali lipat.
"Kami menemukan hubungan antara kanker payudara pasca menopause dan paparan nitrogen dioksida, yang menjadi penanda untuk polusi udara yang terkait lalu lintas. Sepanjang Montreal, tingkat nitrogen dioksida (NO2) bervariasi antara lima bagian per miliar ke 30 bagian per miliar," kata Goldberg.
"Cara lain untuk mengatakan ini adalah perempuan yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi tertinggi kemungkinan terkena kanker payudara dua kali lipat daripada mereka yang tinggal di daerah dengan polusi rendah."
Goldberg memperingatkan bahwa hasil yang menggelisahkan ini harus ditafsirkan dengan "kewaspadaan besar." Dia menambahkan bukan berarti NO2 menyebabkan kanker payudara.
"Pertama-tama, ini bukan berarti NO2 menyebabkan kanker payudara. Gas ini bukan satu-satunya polutan yang dihasilkan oleh mobil dan truk, tetapi saat itu ada, begitu juga gas-gas lain, partikel-partikel dan senyawa-senyawa kami kaitkan dengan lalu lintas, beberapa dikenal sebagai penyebab kanker. No2 hanya penanda bukan agen penyebab kanker yang sebenarnya."
Penelitian itu menggabungkan data dari penelitian-penelitian terdahulu. Para peneliti menggunakan hasil penelitian tahun 2005/2006 untuk membuat dua "peta" polusi udara. "Peta" itu menunjukkan tingkat NO2 di bagian-bagian berbeda di kota pada tahun 1996 dan sepuluh tahun sebelumnya pada tahun 1986.
Para peneliti kemudian memetakan alamat rumah para perempuan yang didiagnosis menderita kanker payudara dalam penelitian peta polusi udara tahun 1996/1997. Itu menunjukkan jumlah penderita kanker payudara lebih tinggi dalam daerah yang memiliki tingkat polusi udara lebih tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR ANDALAH YANG KAMI BUTUHKAN.