Serangan Udara AS Bunuh 15 Pakistan

Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Dua serangan udara Amerika Serikat (AS) di kawasan sabuk etnis Pakistan hari Sabtu menewaskan 15 gerilyawan.

Di antara para korban serangan itu adalah Pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud, kata para pejabat AS di Washington.

Pejabat AS mengklaim serangan itu dimaksudkan untuk melindungi pasukannya dan pasukan internasional di Afghanistan dari serangan para gerilyawan dari perbatasan.

Namun serangan udara AS di wilayah Pakistan itu meerupakan isu sensitif dan memicu sentimen anti-Amerika di kalangan warga Muslim konservatif Pakistan.

Serangan terakhir misil AS tersebut menghantam dua desa di dekat kota Datta Khel, sekitar 45 kilometer barat Miranshah.

Miranshah adalah kota utama di Distrik Waziristan Utara.

Pada serangan udara pertama, empat misil AS menghantam sebuah rumah di Desa Dashgah.

Dalam serangan itu, enam orang yang diyakini sumber keamanan Pakistan sebagai anggota kelompok Haqqani ini tewas.

September lalu, sejumlah helikopter pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang berbasis di Afghanisatan juga melancarkan serangan hingga masuk ke wilayah Pakistan.

Aksi NATO itu membuat "berang" Pakistan. Menanggapi keberatan Pakistan itu, Juru Bicara Pentagon Kolonel Dave Lapan menyatakan serangan udara NATO tersebut bisa jadi melanggar prosedur dan akibat "rusaknya komunikasi".

Dalam kasus NATO, Pakistan menuding serangan udara tersebut sebagai "pengambangan" terhadap kedaulatan Pakistan.

NATO membela tindakan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF)nya di Afghanistan tersebut dengan menegaskan bahwa pasukannya itu berhak mempertahankan diri.

Serangan NATO ke daerah perbatasan Afghanistan-Pakistan itu menewaskan 30 orang.

Kehadiran militer AS di Afghanistan dan serangan-serangan yang dilancarkannya di wilayah perbatasan yang dikuasai para pemimpin suku tidak hanya memicu kritik tapi juga kecurigaan di Pakistan.(*)

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR ANDALAH YANG KAMI BUTUHKAN.